Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia maupun makhluk hidup lain.

Beberapa B3 sangat dibatasi peredarannya karena potensi penyalahgunaan (misalnya sebagai prekursor narkoba atau bahan peledak), toksisitas ekstrem, reaktivitas tinggi, atau risiko lingkungan yang serius.

I. Prekursor Narkotika dan Psikotropika (Sangat Diawasi) – (20 Contoh)

Ini adalah bahan kimia yang digunakan dalam pembuatan narkoba ilegal. Peredarannya sangat ketat.

  1. Asam Asetat Anhidrida (Acetic Anhydride): Prekursor heroin dan metamfetamin.
  2. Asam Antranilat (Anthranilic Acid): Prekursor metakuilon.
  3. Asam Fenilasetat (Phenylacetic Acid): Prekursor amfetamin dan metamfetamin.
  4. Asam Klorida (Hydrochloric Acid) Konsentrat: Digunakan dalam berbagai sintesis narkotika.
  5. Asam Sulfat (Sulfuric Acid) Konsentrat: Digunakan dalam berbagai sintesis narkotika.
  6. Efedrin (Ephedrine): Prekursor metamfetamin.
  7. Pseudoefedrin (Pseudoephedrine): Prekursor metamfetamin.
  8. Ergometrin (Ergometrine): Prekursor LSD.
  9. Ergotamin (Ergotamine): Prekursor LSD.
  10. Isosafrol (Isosafrole): Prekursor MDMA (ekstasi).
  11. Kalium Permanganat (Potassium Permanganate): Oksidator kuat, digunakan dalam sintesis kokain.
  12. N-Asetilantranilat (N-Acetylanthranilic Acid): Prekursor metakuilon.
  13. N-Fenilaseton (N-Phenylacetone / P2P): Prekursor amfetamin dan metamfetamin.
  14. Piperonal (Piperonal): Prekursor MDMA.
  15. Safrol (Safrole): Prekursor MDMA.
  16. Aseton (Acetone): Pelarut, dapat digunakan dalam ekstraksi.
  17. Toluena (Toluene): Pelarut, sering disalahgunakan.
  18. Dietil Eter (Diethyl Ether): Pelarut.
  19. Metil Etil Keton (MEK / Butanone): Pelarut.
  20. Kalium Karbonat (Potassium Carbonate): Reagen dalam sintesis alkaloid.

II. Prekursor Bahan Peledak dan Senjata Kimia (Sangat Diawasi) – (20 Contoh)

Digunakan dalam pembuatan bahan peledak atau senjata kimia. 21. Hidrogen Peroksida (Hydrogen Peroxide) > 35%: Oksidator kuat, prekursor bahan peledak. 22. Asam Nitrat (Nitric Acid) Konsentrat: Nitrasi untuk bahan peledak. 23. Asam Pikrat (Picric Acid): Bahan peledak. 24. Gliserol (Glycerol): Prekursor nitrogliserin. 25. Urea Nitrat (Urea Nitrate): Bahan peledak improvisasi. 26. Heksamina (Hexamethylenetetramine / HMT): Prekursor RDX dan HMX. 27. Perklorat (misalnya, Kalium Perklorat, Amonium Perklorat): Oksidator kuat. 28. Natrium Azida (Sodium Azide): Sangat beracun, dapat membentuk azida logam yang eksplosif. 29. Merkuri(II) Fulminat (Mercury(II) Fulminate): Inisiator peledak. 30. Timbal(II) Azida (Lead(II) Azide): Inisiator peledak. 31. Dietil Ftalat (Diethyl Phthalate): Pelarut/plastisizer, potensi dalam agen saraf. 32. Dimetil Ftalat (Dimethyl Phthalate): Pelarut/plastisizer, potensi dalam agen saraf. 33. Trichloroisocyanuric Acid (TCCA): Sumber klorin, prekursor agen kimia. 34. Thionyl Chloride: Reagen untuk sintesis senyawa organofosfor (agen saraf). 35. Phosphorus Trichloride: Reagen untuk sintesis agen saraf. 36. Phosphorus Pentasulfide: Reagen untuk sintesis agen saraf. 37. Diethyl Methylphosphonite: Prekursor agen saraf. 38. Sulphur Monochloride (S₂Cl₂): Reagen untuk sintesis gas mustard. 39. Triethanolamine: Prekursor gas mustard. 40. Pinacolyl Alcohol: Prekursor agen saraf (soman).

III. Bahan Kimia Sangat Toksik/Beracun (Extremely Toxic) – (20 Contoh)

Sangat berbahaya jika terhirup, tertelan, atau kontak kulit. 41. Kalium Sianida (Potassium Cyanide) / Natrium Sianida (Sodium Cyanide): Sangat beracun, menghambat respirasi seluler. 42. Merkuri (Mercury) dan Senyawa Merkuri (misalnya, Merkuri Klorida, Merkuri Sulfat): Neurotoksin, sangat beracun. 43. Arsenik (Arsenic) dan Senyawa Arsenik (misalnya, Arsenik Trioksida): Karsinogen, sangat beracun. 44. Talium (Thallium) dan Senyawa Talium: Neurotoksin, sangat beracun. 45. Barium (Barium) dan Senyawa Barium (larut): Sangat beracun. 46. Osmium Tetroksida (Osmium Tetroxide): Sangat beracun, menyebabkan kebutaan, volatil. 47. Tetrakloroetan (Tetrachloroethane): Hepatotoksin, karsinogen. 48. Hidrogen Fluorida (Hydrogen Fluoride) / Asam Fluorida (Hydrofluoric Acid): Sangat korosif, menembus kulit, menyebabkan hipokalsemia fatal. 49. Fosgen (Phosgene): Gas sangat beracun, agen perang kimia (sesak napas). 50. Dimetil Merkuri (Dimethyl Mercury): Salah satu senyawa paling beracun yang diketahui. 51. Akrilonitril (Acrylonitrile): Sangat toksik, karsinogen. 52. Benzena (Benzene): Karsinogen, toksik. 53. Kadmium (Cadmium) dan Senyawa Kadmium: Karsinogen, toksik. 54. Beryllium (Beryllium) dan Senyawa Beryllium: Karsinogen, toksik. 55. Kromium(VI) Senyawa (misalnya, Kalium Dikromat, Kromium Trioksida): Karsinogen, toksik. 56. Formaldehida (Formaldehyde) Konsentrat: Karsinogen, iritan kuat. 57. Fenol (Phenol): Korosif, toksik. 58. Akrolein (Acrolein): Sangat iritan, toksik. 59. Etilen Oksida (Ethylene Oxide): Karsinogen, mutagen. 60. Propilen Oksida (Propylene Oxide): Karsinogen.

IV. Reagen Reaktif & Mudah Meledak/Flamable Ekstrem (Highly Reactive/Explosive/Flammable) – (20 Contoh)

Memiliki risiko tinggi kebakaran, ledakan, atau reaksi tak terkontrol. 61. Logam Alkali (Lithium, Sodium, Potassium): Reaktif dengan air, mudah terbakar. 62. Logam Alkali Tanah (Calcium, Magnesium, Barium) dalam bentuk bubuk: Mudah terbakar. 63. Alkohol Primer/Sekunder dalam Kombinasi dengan Agen Pengoksidasi Kuat: Potensi ledakan. 64. Amonium Nitrat (Ammonium Nitrate): Bahan peledak, oksidator kuat. 65. Nitrat Organik (misalnya, Nitrogliserin, Trinitrotoluene – TNT): Bahan peledak. 66. Peroksida Organik (misalnya, Dietil Eter Peroksida, Tetrahidrofuran Peroksida): Sangat eksplosif, terbentuk dari pelarut lama. 67. Natrium Hidrida (Sodium Hydride): Reaktif dengan air, menghasilkan H₂ yang mudah terbakar. 68. Litium Aluminium Hidrida (Lithium Aluminum Hydride): Reaktif dengan air, reduktor kuat. 69. Natrium Borohidrida (Sodium Borohydride): Reduktor, menghasilkan H₂. 70. Logam Finely Divided (misalnya, Zirkonium, Titanium bubuk): Piroforik (mudah terbakar spontan di udara). 71. Pikrat (Salts of Picric Acid): Sangat eksplosif. 72. Asetilena (Acetylene) (dalam tekanan tinggi): Mudah meledak. 73. Disulfida Karbon (Carbon Disulfide): Sangat mudah terbakar, toksik. 74. Fosfor Putih (White Phosphorus): Piroforik, sangat toksik. 75. Asam Peroksiasetat (Peroxyacetic Acid) Konsentrat: Oksidator kuat, mudah meledak. 76. Hidrazin (Hydrazine): Mudah terbakar, toksik, karsinogen. 77. Oksidator Kuat (misalnya, Klorat, Bromat, Perklorat) + Bahan Organik: Potensi ledakan. 78. Boron Trihalida (Boron Trifluoride): Gas korosif, reaktif. 79. Reagen Grignard (misalnya, Methylmagnesium Bromide): Sangat reaktif dengan air, udara. 80. Alkil Litium (misalnya, Butyllithium): Piroforik, sangat reaktif.

V. Bahan Radioaktif & Biologi Berbahaya (Sangat Diawasi) – (20 Contoh)

Membutuhkan perizinan dan fasilitas khusus. 81. Uranium (Uranium): Radioaktif, material nuklir. 82. Plutonium (Plutonium): Radioaktif, material nuklir, sangat toksik. 83. Thorium (Thorium): Radioaktif. 84. Amerisium (Americium): Radioaktif, dalam detektor asap. 85. Cesium-137: Isotop radioaktif, digunakan dalam kalibrasi alat. 86. Strontium-90: Isotop radioaktif. 87. Tritium (³H): Isotop radioaktif, digunakan dalam penelitian biokimia. 88. Karbon-14 (¹⁴C): Isotop radioaktif, digunakan dalam pelabelan senyawa organik. 89. Fosfor-32 (³²P): Isotop radioaktif, digunakan dalam biologi molekuler. 90. Sulfur-35 (³⁵S): Isotop radioaktif. 91. Raksa Radioaktif (misalnya, ¹⁹⁷Hg): Isotop radioaktif. 92. Sumber Cobalt-60: Radioaktif, untuk sterilisasi atau terapi. 93. Bakteri Patogen Kelas 3/4 (misalnya, Bacillus anthracis, Ebola Virus): Agen biologis berbahaya. (Walaupun bukan “reagen kimia”, ini adalah “reagen” dalam konteks biologis yang sangat dibatasi). 94. Virus Patogen Kelas 3/4 (misalnya, HIV, SARS-CoV-2 – untuk penelitian strain asli): Agen biologis berbahaya. 95. Toksin Biologis (misalnya, Botulinum Toxin, Ricin): Sangat toksik. 96. Prion (misalnya, untuk penelitian CJD/BSE): Agen infeksius non-konvensional. 97. Sianobakteri penghasil toksin (misalnya, Microcystin): Toksin lingkungan. 98. Aflatoksin: Karsinogenik, toksin jamur. 99. Dioxin: Senyawa sangat toksik, karsinogen. 100. Poliklorinasi Bifenil (PCB): Persisten di lingkungan, toksik, karsinogen.


Akses terhadap bahan-bahan ini diatur secara ketat oleh peraturan pemerintah (misalnya, undang-undang narkotika, prekursor bahan peledak, B3, keamanan hayati, dan peraturan badan energi atom) untuk mencegah penyalahgunaan dan melindungi kesehatan publik serta lingkungan. Laboratorium yang menggunakan bahan-bahan ini harus memiliki izin khusus, fasilitas yang memadai, dan personel terlatih.