Pendahuluan

Laboratorium merupakan tempat penting dalam berbagai sektor seperti pendidikan, penelitian, industri pangan, farmasi, hingga lingkungan. Namun, banyak laboratorium di Indonesia masih menghadapi berbagai kendala dalam penggunaan bahan kimia dan alat laboratorium. Masalah-masalah ini tidak hanya mempengaruhi hasil pengujian, tetapi juga berdampak pada keselamatan kerja dan efisiensi operasional.

  1. Kualitas dan Standarisasi Bahan Kimia

Salah satu masalah utama adalah kualitas bahan kimia yang tidak seragam. Banyak laboratorium menggunakan bahan kimia tanpa memperhatikan grade (seperti technical, analytical reagent/AR, atau pharmaceutical grade).
Perbedaan grade ini sangat berpengaruh terhadap akurasi hasil analisis. Misalnya, bahan kimia technical grade biasanya mengandung lebih banyak impuritas, sehingga tidak cocok digunakan untuk penelitian yang membutuhkan presisi tinggi.
Selain itu, beberapa laboratorium masih mengabaikan pentingnya dokumen pendukung seperti CoA (Certificate of Analysis) dan MSDS (Material Safety Data Sheet) yang seharusnya menjadi standar dalam setiap pembelian bahan kimia.

  1. Perawatan dan Kalibrasi Alat Laboratorium

Banyak alat laboratorium seperti pH meter, spektrofotometer, timbangan analitik, hingga centrifuge tidak mendapatkan perawatan rutin. Akibatnya, terjadi penyimpangan hasil uji yang signifikan.
Kurangnya program kalibrasi berkala juga membuat data tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Padahal, menurut standar ISO/IEC 17025, kalibrasi adalah elemen wajib untuk menjamin validitas hasil pengujian.

  1. Keselamatan dan Penanganan Limbah

Masalah lain yang sering diabaikan adalah keselamatan kerja (K3 Laboratorium). Banyak laboratorium belum memiliki alat pelindung diri (APD) yang memadai seperti sarung tangan nitril, kacamata pelindung, jas laboratorium, dan masker respirator.
Selain itu, pengelolaan limbah bahan kimia juga masih menjadi tantangan besar. Banyak laboratorium membuang limbah cair berbahaya tanpa melalui proses netralisasi atau pengolahan awal, yang berpotensi mencemari lingkungan.

  1. Keterbatasan Sumber Daya dan Pelatihan

Sebagian besar laboratorium kecil di daerah masih kekurangan tenaga teknis yang memiliki kompetensi dalam penggunaan alat modern dan prosedur pengujian standar.
Kurangnya pelatihan menyebabkan alat berteknologi tinggi seperti HPLC, GC-MS, dan spektrofotometer UV-Vis tidak dimanfaatkan secara optimal. Padahal, dengan pelatihan yang tepat, laboratorium bisa meningkatkan produktivitas dan akurasi analisis.

  1. Ketersediaan dan Distribusi Alat serta Reagen

Beberapa bahan kimia dan alat laboratorium tertentu sulit ditemukan di pasar lokal, sehingga laboratorium harus menunggu waktu lama untuk impor.
Distribusi bahan berbahaya juga sering terkendala oleh regulasi pengiriman, izin BPOM, atau aturan Kementerian Perdagangan. Di sisi lain, muncul banyak produk non-standar yang dijual bebas dengan harga murah tanpa jaminan mutu.

Kesimpulan

Permasalahan bahan kimia dan alat laboratorium di Indonesia merupakan tantangan kompleks yang membutuhkan kolaborasi antara penyedia, pengguna, dan regulator.
PT Dewa Artha Niaga berkomitmen untuk menyediakan bahan kimia berkualitas, alat laboratorium terpercaya, serta layanan pendukung seperti CoA, MSDS, dan kalibrasi yang sesuai standar nasional dan internasional.
Dengan penerapan sistem kerja yang terstandarisasi dan edukasi berkelanjutan, kualitas laboratorium Indonesia dapat terus meningkat menuju praktik riset dan industri yang aman, akurat, dan berdaya saing global.